Mengenal Apa Itu Timpsula Serta Khasiatnya

Banyak orang yang pastinya belum tahu apa itu timpsula atau  thíŋpsiŋla. Ini adalah bahan makanan tradisional bagi orang-orang Lakota di Amerika Utara. Akan tetapi tanaman ini justru disebut Indian Turnip. Tanaman berupa lobak ini cukup langka ditemukan di zaman sekarang, meskipun masih ada masyarakat tradisional yang mengonsumsinya.

Apa Itu Timpsula?

Timpsula yang memiliki nama latin Psoralea esculenta, adalah lobak padang rumput dari tanaman tahunan herba yang berasal dari padang rumput dan hutan kering di Amerika Utara. Timpsula memiliki akar umbi bertepung yang dapat dimakan sebagai sayuran layakya ubi. Tanaman ini juga dikenal sebagai Pediomelum esculentum.

Nama bahasa Inggris untuk tanaman timpsula termasuk tipin, teepsenee, breadroot, breadroot scurf pea, big Indian breadroot, dan pomme blanche. Lobak padang rumput adalah makanan pokok orang Indian Dataran. Spesies terkait, Psoralea hypogaea, yang akarnya berukuran lebih kecil. Sementara spesies lain, Psoralea argophylla, juga mungkin dipanen untuk makanan darurat ketika kelaparan.

Apapun Bumbunya, Tidak Pakai Pengawet

Di wilayah Dakota, timpsula masih relatif umum di saluran padang rumput yang belum dibajak atau digembalakan terlalu berat. Berbunga pada bulan Mei dan Juni, kemudian matang pada bulan Juni hingga Juli. Penting untuk mengetahui kapan tanaman matang, karena jika dikumpulkan terlalu dini, akarnya masih kurus karena baru memulai pertumbuhan musim semi. Sementara jika terlambat dipanen, lobak ini akan hilang karena terlepas di permukaan tanah dan berhembus melintasi padang rumput seperti tumbleweed yang menyebarkan benihnya. Bagi masyarakat Lakota, bulan Juni disebut Timpsula itkahca wi, artinya bulan ketika timpsula sudah matang.

Timpsula menghasilkan umbi berbentuk gelendong yang berukuran sekitar empat inci di bawah tanah. Umbi ini secara nutrisi cenderung mirip dengan kentang, namun rasa dan teksturnya berbeda, karena adanya perbedaan jenis gula dan pati. Bagian putih yang dapat dimakan harus dibersihkan dengan membuang kulit coklat kasar. Jika bagian tipis dari akar dibiarkan menempel, umbinya dapat dianyam menjadi satu ikatan sepanjang lengan untuk memudahkan pengeringan dan pengangkutan. Saat dikeringkan, umbinya bisa disimpan tanpa batas waktu.

Timpsula telah menjadi sumber makanan dan komoditas perdagangan di Great Plains selama berabad-abad. Umbinya bisa dimakan mentah, dipotong-potong dan direbus dalam semur, atau digiling menjadi tepung halus. Tepung tersebut kemudian dapat digunakan untuk mengentalkan sup, atau dibuat menjadi bubur yang dibumbui dengan buah beri liar. Selain itu, jika dicampur dengan buah beri, air, dan sedikit lemak, tepung tersebut dapat dibuat menjadi kue, yang ketika dikeringkan, menjadi makanan yang tahan lama dan bergizi.

Sejarah Timpsula

Secara historis, timpsula terdapat di padang rumput di seluruh Great Plains dari Saskatchewan hingga Texas utara. Awalnya, padang rumput Amerika memang luas dan indah, namun masih dipenuhi oleh sedikit tanaman sumber nutrisi. Inilah yang mendorong suku-suku pribumi yang bernama Lakota, “dipaksa” keluar dari Lembah Mississippi untuk mengeksplor padang rumput disana.

Dalam masyarakat Lakota Sioux hidup dengan mengandalkan daging kerbau. Akan tetapi kerbau tinggi akan lemak dan protein hewani, sementara tidak memiliki karbohdirat. Padahal apapun pola makan atau diet yang sedang dilakukan, karbohidrat sangat diperlukan tubuh. Alhasil banyak penduduk Lakota yang mulai mengalami overdosis protein yang menyebabkan gagal ginjal dan penyakit kardiovaskular hingga memicu kematian.

Kemudian, timpsula mulai ditemukan dan dijadikan sumber karbohidrat dan makanan untuk diet dari produk nabati. Timpsula mungkin adalah makanan liar terpenting yang dikumpulkan oleh orang-orang Lakota. Pada tahun 1805, penjelajah bernama Lewis dan Clark mengamati orang Indian Dataran tengah mengumpulkan, mengupas, dan menggoreng timpsula yang dikenal juga sebagai lobak padang rumput.

Para wanita Lakota memberi tahu anak-anak mereka untuk membantu mengumpulkan timpsula. Uniknya, timpsula yang berupa umbi-umbian ditarik satu persatu yang menghubungkan cabangnya dengan timpsula lainnya. Proses pengambilan timpsula seperti ini sangat menyenangkan bagi anak-anak, karena seolah menarik harta karun dari bawah tanah yang tidak ada habisnya. Hal ini membuat para ibu tidak perlu kesulitan untuk melakukan pekerjaan mereka sendiri.

Timpsula atau lobak padang rumput sangat penting, karena wilayah dengan timpsula mempengaruhi pemilihan tempat berburu. Wanita adalah pengumpul lobak padang rumput dan pekerjaan mereka dianggap sangat penting bagi suku tersebut. Pada 1804, Lewis dan Clark menyebutnya “apel putih” dan tukang perahu Prancis mereka menyebutnya pomme blanche. Pada tahun 1837, saat melintasi lembah Sungai James, Kapten John Fremont menyebutnya sebagai pommes des terres, atau apel giling.

Jenis-jenis

Sebenarnya ada tiga jenis tanaman timpsula. Jenis pertama adalah bread root atau scurf pea. Jenis ini akan dikumpulkan pada bulan Juni setelah tanaman berbunga, dikepang dan digantung hingga kering. Setelah kering timpsula akan digiling menjadi bubuk untuk digunakan di kemudian hari.

Ada juga jenis Timpsula Mato yang mirip dengan timpsula biasa. Ini memiliki akar tanaman yang menyerupai jari. Sementara jenis ketiga adalah Timpsula Cheyenne. Ini disebut desert biscuit root atau akar biskuit gurun. Alasannya, roti tradisional akan dibuat dari kue Timpsula jenis ini atau dijadikan bahan isiian untuk hidangan dari usus.

Deskripsi Dan Persebaran

Timpsula memiliki persebaran di Great Plains dari Manitoba selatan ke Texas, dan dari barat Wisconsin ke Montana. Timpsula tumbuh paling baik di bawah sinar matahari penuh di tanah yang dikeringkan dengan baik dan berbatu atau berpasir. Tanaman ini disebut oleh orang Indian Iowa sebagai Tipsina.

Tanaman berbiji ini, bisa ditemukann di dataran tinggi dan kering, namun juga bisa ditemukan di dekat sungai atau di padang rumput. Namun, timpsula semakin langka ditemukan saat ini, terutama karena sebagian besar padang rumput telah diubah menjadi lahan pertanian dan padang rumput yang dibudidayakan untuk peternakan atau sejenisnya.

Timpsula adalah tanaman tahunan, yang dapat bertahan hidup selama 3 sampai lebih dari 6 tahun. Di musim semi, beberapa batang yang berbulu lebat dari timpsula muncul dari tanah dan mencapai tinggi hingga 30 cm (12 inci). Ini berdaun majemuk yang dibagi menjadi lima selebaran. Di awal musim panas, tanaman ini menghasilkan bunga biru atau ungu yang melimpah sepanjang 5 hingga 10 cm (4 inci).

Panen umbi timpsula dilakukan ketika tanaman berbunga. Bunga dan tangkai bunga putus lalu berterbangan segera setelah berbunga, membuat tanaman sulit ditemukan. Tanaman tumbuh dari satu atau lebih akar coklat kokoh yang membentuk umbi bulat. Rata-rata ukuran umbi ini sekitar 7 hingga 10 cm (4 inci) di bawah permukaan, masing-masing sepanjang 4 hingga 10 cm (4 inci).

Memanen Timpsula

Timpsula, yang berlimpah di padang rumput dengan rasa enak, dan bergizi, pernah menjadi makanan pokok yang dikumpulkan secara liar oleh masyarakat yang tinggal di benua Amerika, terutama para pengembara, dan penjelajah Eropa kuno. Timpsula dipanen pada Mei sampai Juli ketika tangkai bunga mekar sudah terlihat di antara rumput di padang rumput.

Suku Indian (khusunya para wanita), memanen akarnya dengan tongkat penggali yang diasah dan dikeraskan dengan api. Lobak ini memiliki kulit yang keras dan gelap, sehingga harus dikupas sebelum dimakan. Beberapa dimakan langsung, baik mentah atau direbus, tetapi sebagian besar dikeringkan untuk digunakan lebih lanjut. Lobak dari umbi timpsula ini akan diiris dan dijemur, diikat dan digantung di rak hingga kering, lalu akhirnya ditumbuk menjadi tepung.

Kandungan Gizi

Lobak padang rumput juga merupakan makanan yang dapat diandalkan pada saat kekurangan bahan makanan atau situasi darurat kelaparan. Sejumlah kesaksian dari banyak orang Indian dan Eropa telah banyak yang menyetujui bahwa timpsula menjadi makanan andalan untuk waktu yang lama. Lobak padang rumput lebih bergizi daripada kebanyakan tanaman umbi-umbian, yakni mengandung sekitar 7 persen protein, lebih dari 50 persen karbohidrat, dan kaya akan vitamin dan mineral. Satu hal yang sangat penting adalah kandungan vitamin C sebesar 17,1 miligram per 100 gram, menjadi solusi bagi makanan penduduk lokal yang kaya akan daging namun kekurangan vitamin C.

Kegunaan Sebagai Makanan

Sebagai makanan, lobak padang rumput telah dideskripsikan sebagai makanan yang lezat, namun dengan rasa yang cenderung ringan dan hambar. Barry Kaye dan DW Moodie menggambarkan penduduk asli Amerika menggunakannya sebagai makanan yang digambarkan sebagai berikut :

“mereka memakannya mentah-mentah, merebusnya, atau memanggangnya di bara api, maupun mengeringkan dan menghancurkannya menjadi bubuk lalu dibuat menjadi sup lezat. Timpsula akan disimpan dalam jumlah besar dalam kantong kulit kerbau untuk penggunaan musim dingin”

Lebih lanjut, timpsula yang sudah dikupas bisa dimakan mentah maupun dimasak. Timpsula yang sudah dikeringkan dapat digiling menjadi tepung, lalu direbus dengan serviceberry (Amelanchier alnifolia) untuk membuat puding manis. Tepung lobak padang rumput ini sering digunakan sebagai “bahan rahasia” dalam resep roti goreng India modern.

Khasiat Timpsula Bagi Kesehatan

Beberapa khasiat timpsula bagi kesehatan antara lain :

Mengatasi Anemia

Vitamin B6 adalah nutrisi esensial untuk memproduksi hemoglobin di dalam darah. Kandungan vitamin B6 yang cukup akan melancarkan oksigen dan meningkatkan produksi sel darah merah. Ini juga bisa memaksimalkan kinerja dan penyaluran dari zat besi. Kekurangan hemoglobin dalam darah akan menyebabkan anemia yang ditandai dengan sakit kepala, pusing dan lemas. Untungnya, timpsula bisa memenuhi kebutuhan vitamin B6 harian dan mengatasi masalah anemia.

Kesehatan Otak

Kandungan vitamin B6 juga berkontribusi untuk menunjang fungsi dan perkembangan otak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kekurangan vitamin B6 juga berdampak pada penurunan fungsi memori yang memicu demensia dan Alzheimer serta masalah kognitif lainnya. Dengan mengonsumsi timpsula secara rutin, diyakini dapat mencegah penyakit tersebut. Kesehatan otak yang baik akan menunjang energi, mood dan konsentrasi seseorang.

Mengurangi Stres Oksidatif

Kandungan nutrisi yang lain dari timpsula adalah selenium. Selenium memiliki kemampuan untuk mencegah penuaan dini dan meningkatkan sistem imun. Selenium memiliki efek yang selaras dengan antioksidan seperti vitamin E, yang memfasilitasi tubuh untuk melawan stres oksidatif yang mengawali banyak penyakit kronis. Selenium juga berfungsi untuk mencegah kerusakan DNA, mutasi DNA dan penurunan sel yang teroksidasi.

Mengurangi Gejala Asma

Sebuah studi menunjukkan bahwa pasien dengan asma kronis memiliki kandungan selenium yang sedikit. Pemberian suplemen selenium bagi penderita asma membantu menekan gejala asma. Oleh sebabnya penderita asma aman mengonsumsi timpsula yang memiliki kandungan selenium ini.

Mencegah Diabetes

Masak Enak Jadi Mudah

Alasan utama kenapa masyarakat Lakota banyak yang menjadikan timpsula sebagai makanan pokok adalah kandungan serat dan karbohidrat kompleks di dalamnya. Ini akan menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. Tentu saja hal ini akan mencegah diabetes.

Menurunkan Berat Badan

Dalam sejarahnya, timpsula dikonsumsi untuk menekan konsumsi daging yang terlalu banyak hingga menyebabkan kelebihan protein hewani dan lemak. Oleh sebabnya timpsula hadir sebagai pangan pokok yang lebih sehat karena dapat menurunkan berat badan melalui karbohidrat kompleks di dalamnya. Serat juga bisa membuang lemak berlebih sekaligus mempertahankan rasa kenyang lebih lama. Serat pada timpsula juga akan menurunkan penyerapan racun dan melancarkan pencernaan.

Mempertahankan Energi

Timpsula juga mengandung zat besi meskipun tidak dalam jumlah yang signifikan. Zat besi membantu dalam mengangkut oksigen ke sel. Ini membantu proses enzim metabolisme yang dilakukan oleh tubuh untuk menyerap nutrisi dan mencerna protein yang diperoleh dari makanan. Kekurangan zat besi menyebabkan kelelahan, merasa lesu dan tidak semangat dalam beraktivitas. Kehadiran zat besi yang rendah berkontribusi pada gejala seperti perubahan suasana hati, konsentrasi rendah dan masalah dalam koordinasi otot. Zat besi sangat penting untuk pergerakan otot karena menyimpan oksigen di otot yang memungkinkan penguatan dan pergerakan otot.

Sampai saat ini, timpsula cenderung aman dikonsumsi dan terus menjadi tanaman liar yang disukai oleh penduduk Amerika Utara. Sayangnya jika anda tinggal di Indonesia, belum ada yang menjual timpsula karena memang budidayanya masih langka. Padahal tanaman liar ini cukup menjanjikan baik dari segi fungsi maupun manfaatnya bagi kesehatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *