Umumnya hampir setiap umat muslim di dunia mengetahui bahwa Allah telah mengharamkan babi, Allah Berfirman :
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ ٱلْمَيْتَةَ وَٱلدَّمَ وَلَحْمَ ٱلْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيْرِ ٱللَّهِ بِهِۦ ۖ فَمَنِ ٱضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.“(Q.S. An Nahl: 115)
Lantas apakah yang membuat babi menjadi salah satu hewan yang diharamkan oleh Allah? Berikut penjelasannya :
Dalam Islam
Di dalam islam, status haram bagi babi sudah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Hal ini dikarenakan memakan babi termasuk ke dalam perbuatan yang dilarang oleh Allah. Namun, meski perintah tersebut sudah sangat jelas, masih banyak diantara kita yang bertanya-tanya, mengapa islam mengharamkan babi?
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Diharamkan darah yang dialirkan karena darah seperti itu dapat membangkitkan syahwat dan menimbulkan amarah. Jika terus dikonsumsi, maka akan membuat seseorang bersikap melampaui batas.” Saluran darah inilah tempat mengalirnya setan pada badan manusia, Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setan itu bisa menyusup dalam diri manusia melalui saluran darahnya.” (HR. Bukhari, no. 3281; Muslim, no. 2175).” (Disebutkan oleh Al-Qasimi dalam tafsirnya, 3: 41-42. Dinukil dari Tafsir Syaikhil Islam Ibni Taimiyah, 1: 405.)
‘lalu jika babi haram, kenapa ia diciptakan?’
Pertanyaan seperti ini mungkin sering kita dengar, atau mungkin sesekali terlintas dibenak kita. Namun jawaban untuk pertanyaan ini hanyalah satu; Bukankah itu Hak dan Ketetapan Allah? karena sejatinya Allah dapat memerintah dan melarang siapapun. Tugas kita sebagai hambanya hanyalah menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Seperti yang dijelaskan dalam Alqur’an, Allah Berfirman :
ا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Qs. An-Nur : 51)
لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفۡعَلُ وَهُمۡ يُسْأَلُونَ
“Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan, tetapi merekalah yang akan ditanya.” (Qs. Al Anbiya : 23)
Dalam Ilmu Sains
Sebenarnya apa yang telah Allah perintahkan untuk hambanya di dalam Al-Qur’an memiliki hikmah dan pelajaran yang dapat kita ambil. Termasuk pada status keharaman babi. Terdapat beberapa penjelasan ilmiah mengenai alasan mengapa Allah melarang kita untuk memakan hewan tersebut, dan menghramkannya, yakni :
Sumber Penyakit
Babi dapat menjadi sumber penyakit bagi orang yang mengonsumsinya, hal ini dikarenakan di dalam tubuh babi terdapat beberapa bibit penyakit seperti Cacing pita (Taenia solium), Cacing spiral (Trichinella spiralis), Cacing tambang (Ancylostoma duodenale), Cacing paru (Paragonimus pulmonaris), Cacing usus (Fasciolopsis buski), Cacing Schistosoma (japonicum), Bakteri Tuberculosis (TBC), Bakteri kolera (Salmonella choleraesuis), Bakteri Brucellosis suis, Virus cacar (Small pox), Virus kudis (Scabies), Parasit protozoa Balantidium coli, Parasit protozoa Toxoplasma gondii.
Yang mana cacing-cacing ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti, pengerasan urat nadi, naiknya tekanan darah, nyeri dada yang mencekam (Angina pectoris), radang (nyeri) pada sendi-sendi tubuh dan bersiko tinggi menyebabkan penyakit trikinosis
Daging Tercemar
Menurut Prof. A.V. Nalbandov penulis buku Adaption Physiology on Mammals and Birds menyebutkan bahwa kantung urine (vesica urinaria) babi sering bocor, sehingga urine babi merembes ke dalam daging. Akibatnya, daging babi tercemar kotoran yang mestinya dibuang bersama urine. Daging babi yang sudah tercemar jelas tidak sehat untuk dikonsumsi. Selain itu lemak punggung (back fat) yang ada pada babi sangat mudah rusak oleh proses ransiditas oksidatif, sehingga tidak layak dikonsumsi manusia.
Penyebab Virus
Babi merupakan carrier virus dan penyakit seperti Flu Burung (Avian influenza) dan Flu Babi (Swine Influenza). Hal ini dikarenakan di dalam tubuh babi, virus H1N1 dan H2N1 yang semula tidak ganas, dapat bermutasi menjadi H1N1/H5N1 yang mematikan dan menular ke manusia.
Guan Yi, seorang ahli Virologi terkemuka dari Universitas Hong Kong menggambarkan virus influenza H1N1 sebagai virus yang “sangat tidak stabil”, yang berarti virus tersebut dapat bercampur dan terjadi reassortmen, yakni pencampuran bahan genetik suatu spesies ke dalam kombinasi baru pada individu yang berbeda.
Dalam sebuah wawancara Guan Yi berkata “Baik H1N1 dan H5N1 merupakan jaringan virus yang tidak stabil sehingga kemungkinan mereka bertukar bahan genetik yang lebih tinggi, sedangkan virus yang stabil (flu musiman) memiliki kemungkinan lebih kecil untuk bertukar bahan genetik.”
Ketika virus H5N1 menginfeksi manusia, maka ia memiliki tingkat kematian antara 60% sampai 70%. Para ahli mengkhawatirkan munculnya hibrida dari galur A atau H5N1 keturunan Asia yang nantinya akan lebih ganas.
DNA Babi Mirip Dengan Manusia
Banyak penelitian yang menunjukan bahwa DNA mirip dengan DNA manusia. Maka jika kita mengonsumsi babi dikhawatirkan terjadinya penularan genetika serta sifat hewan tersebut yang rakus, kotor dan jorok.
Karena babi memang merupakan hewan paling rakus, kotor, dan jorok dikelasnya, Kerakusan hewan tersebut tidak tertandingi oleh hewan lain. Ia juga suka mengonsumsi sesuatu yang kotor seperti memakan bangkai dan kotorannya sendiri.
Parasit Pada Daging Babi Sulit Dihancurkan
Semua cacing, virus, kista ataupun parasit lainnya yang terdapat dalam babi sulit untuk dihancurkan, meskipun dimasak dalam suhu tinggi ataupun disimpan pada suhu rendah. Semua parasit ini akan tetap berada dalam daging, dan akan masuk kedalam tubuh ketika dikonsumsi.
Mengandung Kolesterol Tinggi
Daging babi menyimpan lemak dua kali lipat lebih banyak dibandingkan daging sapi. Hal ini jelas menunjukkan bahwa daging babi tidak baik untuk tubuh manusia. Karena mengonsumsi makanan dengan lemak yang banyak ini dapat meningkatkan berat badan dan kadar kolesterol serta menyebabkan beberapa penyakit membahayakan seperti penyakit jantung, stroke dan paru-paru.
Jadi itulah beberapa alasan kenapa babi haram dan tidak untuk dikonsumsi, baik dari sudut pandang islam maupun sains. Namun, meski saat ini banyak sekali teknologi yang dapat membersihkan kotoran ataupun virus dan penyakit pada daging babi, umat muslim pun tetap dilarang untuk mengonsumsi hewan tersebut. Mengapa demikian? Karena sebagai muslim yang ta’at tujuan kita tidak mengonsumsi babi ialah untuk mematuhi perintah Allah, bukan untuk menghindari penyakit ataupun kandungan berbahaya yang ada pada tubuh babi.