5 Rempah sebagai Obat Herbal Sejak Zaman Rasulullah

Rempah-rempah memang memiliki sejarah yang sangat panjang, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Tujuan utama penggunaan rempah adalah untuk kegiatan kuliner dan pengobatan. Dari sekian banyak rempah yang ada di dunia, terdapat beberapa rempah yang nyatanya sudah dimanfaatkan sebagai obat herbal sejak zaman Rasulullah. Yuk cari tahu selengkapnya di bawah ini!

Saffron

Saffron atau kuma-kuma merupakan rempah berwarna merah yang diperoleh dari bunga crocus sativus. Hingga saat ini, saffron menempati daftar teratas sebagai rempah termahal di dunia, yang disebabkan oleh proses budidayanya yang sulit. Rempah ini banyak tumbuh di negara India, Iran, Maroko, dan Yunano, yang banyak digunakan untuk mendapatkan warna merah yang cerah, serta untuk memberikan rasa yang mewah pada masakan.

Rempah termahal di dunia ini bahkan telah ada sejak zaman Rasulullah SAW, karena ini memiliki banyak keistimewaan dan manfaatnya pun sudah terbukti. Hal ini didukung oleh hadits Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bidadari yang bermata jeli diciptakan dari za’faran”. Ini digunakan dalam segala aspek, baik sebagai bumbu dan penyedap rasa, serta sebagai obat herbal sejak ribuan tahun lalu. Keistimewaan saffron juga dibuktikan oleh Sayyidina Ali RA, yang berbunyi:

Apapun Bumbunya Tidak Pakai Pewarna

“Kalau kamu makan dua helai saffron tiap hari dengan campuran, kamu akan memiliki kecerdasan yang luar biasa sehingga akan dikira memiliki ilmu sihir”.

Ini bukanlah hal yang mengejutkan, sebab saffron sendiri sungguh bernilai, dan memiliki manfaat yang sangat luas. Dalam pengobatan tradisional, saffron dikenal sebagai afrodisiak berkat senyawa kimia yang disebut croci. Ini juga merupakan tanaman obat yang berpotensi sebagai pengobatan kanker alami sebab memiliki aktivitas anti-kanker. Lebih lanjut, saffron dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular, meringankan gejala pramenstruasi, menurunkan berat badan, hingga mengatasi kecemasan dan depresi.

Jahe

Jahe (Zingiber officinale) yang ditemukan dalam genus Zingiberaceae merupakan rempah yang diperkirakan berasal dari India, namun beberapa juga meyakini bahwa asal-usul jahe ditemukan di Cina Selatan. Ini adalah salah satu rempah yang terkenal dengan rasa pedas dan hangat, yang saat ini banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dengan kata lain, jahe digunakan sebagai bumbu maupun pengobatan. Bahkan, jahe juga menjadi komoditas yang populer di Eropa.

Sebagai tanaman obat, jahe memiliki sejarah yang sangat panjang, bahkan telah menjadi obat herbal sejam zaman Rasulullah SAW. Hal ini bisa dilihat ketika pada era tersebut, Raja Romawi memberikan satu karung jahe sebagai hadiah kepada Rasulullah. Hadiah tersebut dibagikan kepada para sahabat beliau, yang diriwayatkan oleh Abu Na’im dalam kitab Ath Thibb An-Nawawi dari hadits Abu Said Al Khudri.

Hadiah berupa satu karung jahe juga dibagikan oleh Rasulullah kepada setiap orang, yang masing-masing mendapatkan satu potong untuk dimakan. Kemudian, Rasulullah juga menikmati jahe yang diberikan tersebut. Dalam sejarahnya yang panjang, jahe dikenal sebagai rempah yang memiliki aroma dan rasa yang khas, dan juga ini disebutkan dalam Al-Quran pada surah Al-Insan ayat 17-18, yang berbunyi:

“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas minuman yang menggunakan campuran jahe. Mereka meminumnya dari mata air surga yang bernama Salsabila”. (Al-Insan:17-18).

Hadiah pemberian dari Raja Romawi berupa satu karung jahe begitu disukai oleh Rasulullah SAW, yang diungkapkan oleh Abu Nu’aim dalam ath-Thibb an-Nabawi. Alasan lainnya mengapa jahe sangat disukai adalah karena jahe memiliki khasiat yang mampu menyembuhkan banyak penyakit. Ibnu Sina juga menyebutkan bahwa rempah yang pedas dan hangat ini mampu meningkatkan daya tahan tubuh, memberikan sensasi lembab pada kepala dan tenggorokan, serta mampu mengobati gangguan akibat polusi udara.

Hingga saat ini memang jahe memiliki banyak kegunaan dalam hal kesehatan. Rasanya yang hangat ketika dikonsumsi membuat jahe seringkali diolah menjadi minuman seperti susu jahe atau teh jahe yang diminum saat cuaca dingin atau musim hujan agar memberikan sensasi hangat pada tubuh. Senyawa aktif jahe yang disebut gingerol juga memberikan segudang manfaat.

Salah satu manfaat dari senyawa tersebut adalah dengan melancarkan peredaran darah. Seperti yang kita ketahui, penyumbatan di pembuluh darah dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis, seperti stroke dan serangan jantung. Di sini, senyawa gingerol berperan dengan mencegah terjadinya penggumpalan darah, yang dikarenakan gingerol bersifat antikoagulan.

Tak hanya mencegah penyakit kronis, senyawa gingerol juga berperan dalam mengatasi penyakit yang umum terjadi seperti demam dan batuk. Tanaman obat sekaligus rempah ini juga berguna bagi orang yang seringkali mengonsumsi obat-obatan, karena jahe berfungsi sebagai penekan dan juga mengurangi efek samping penggunaan obat-obatan kimiawi.

Dengan demikian, jahe merupakan rempah yang dimanfaatkan sebagai obat herbal sejak zaman Rasulullah SAW yang memiliki potensi tak terbatas yang dibutuhkan semua orang di dunia. Selain itu, seperti yang telah disebutkan dalam Quran Surah Al-Insan ayat 17-18 bahwasanya jahe juga dapat dijumpai kelak di taman surga sebagai balasan Allah SWT atas hamba-Nya yang bertaqwa.

Habbatussauda

Habbatussauda adalah nama umum untuk biji tanaman Nigella sativa atau yang lebih dikenal dengan jintan hitam. Ini adalah salah satu rempah yang tumbuh di Eropa selatan, Timur Tengah, dan Asia barat daya. Biji jintan hitam banyak digunakan dalam masakan Asia Tenggara dan Timur Tengah, terutama pada hidangan gurih. Habbatussauda ini juga menghasilkan minyak. Diketahui bahwa minyak dan biji dari habbastussauda telah lama digunakan sebagai tanaman obat.

Meski habbatussauda banyak digunakan sebagai tanaman obat tempat asalnya, ternyata rempah ini juga begitu terkenal bahkan sejak zaman Rasulullah SAW. Konon, tanaman herbal ini begitu terkenal karena manfaatnya dalam mengobati sejumlah penyakit. Untuk alasan ini, Rasulullah SAW seringkali menjadikan obat herbal alami yang sangat diandalkan. Karena habbatussauda dikenal sebagai obat alami untuk mengatasi berbagai penyakit, sehingga rempah ini juga disebutkan dalam sebuah hadits.

“Sesungguhnya habbatussauda ini adalah obat dari segala penyakit, kecuali penyakit as-sam,” Aku bertanya, “Apakah as-sam itu?” Nabi menjawab, “Kematian.” (HR Bukhari).

Rempah ini memang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, terutama karena senyawa aktif utamanya yang disebut thymoquinone, yang telah menunjukkan antioksidan, anti-inflamasi, dan sifat terapeutik lainnya yang melindungi tubuh dari kerusakan sel dan penyakit kronis. Habbatussauda telah terbukti mengurangi peradangan dan mengendurkan otot polos, serta meringankan gejala penderita asma dalam studi klinis. Saat dikombinasikan dengan sifat antioksidannya, efek ini membantu mencegah gangguan pencernaan dan meredakan gejala terkait.

Selain itu, habbatussauda juga dapat membantu radang saraf, atau radang jaringan otak, yang dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson. Akan tetapi, manfaatnya mengenai penyakit tersebut hanya dilakukan dalam penelitian terhadap hewan, sehingga diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan manfaat potensial ini pada manusia.

Bawang Putih

Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Ini merupakan rempah yang juga berkerabat erat dengan bawang merah, daun bawang, dan kucai. Bawang putih diketahui telah ada selama lebih dari 7.000 tahun, yang artinya memiliki sejarah panjang dan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia.

Rempah ini banyak ditemukan di Asia Tengah, dan sudah bertahun-tahun menjadi bumbu penyedap dalam sejumlah masakan di Asia, Afrika, Amerika, dan Eropa. Aroma dan rasa yang khas dari bawang putih juga menjadikannya sebagai bumbu andalan di seluruh dunia, yang tak dapat tergantikan dalam sejumlah resep.

Selain sebagai penyedap, bawang putih telah lama digunakan dalam pengobatan, dan merupakan salah satu bagian dalam praktik pengobatan Ayurveda. Rempah ini bahkan telah ada sejak zaman Rasulullah SAW yang digunakan sebagai obat herbal untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Ini juga tercantum dalam sebuah hadits yang berbunyi:

“Makanlah bawang putih dan gunakanlah sebagai obat karena ia mampu untuk mengobati 70 macam penyakit. Kalaulah malaikat tidak datang (dan berbicara) denganku, pastilah aku pun akan memakannya.” (HR Ad-Dailami dari Ali).

Hakikatnya, bawang putih merupakan rempah yang kaya akan manfaat. Ini sarat dengan senyawa-senyawa sulfur, serta berbagai zat kimia yang mendukung manfaat kesehataannya. Salah satunya adalah zat alliin, merupakan zat yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur. Zat tersebut berperan dalam mengatasi penyakit terkait dengan jantung dan sistem darah.

Selain itu, terdapat zat yang disebut allicin, yang juga memiliki beragam manfaat bagi tubuh, serta zat allicin membentuk aroma yang kuat pada bawang putih. Rempah dari genus Allium ini juga berguna sebagai detoksifikasi yang membantu mengeluarkan racun dari tubuh. Oleh karena itu, tak heran jika bawang putih telah dimanfaatkan sebagai obat herbal sejak zaman Rasulullah SAW.

Garam

Rempah yang dimanfaatkan sebagai obat herbal sejak zaman Rasulullah SAW yang terakhir adalah garam. Ini adalah salah satu bahan dapur yang selalu tersedia, karena ini menjadi tambahan yang bagus pada hidangan apa pun. Garam memiliki rasa asin, yang paling banyak memberikan rasa asin pada makanan. Meski garam memiliki rasa yang asin, namun rasa tersebut tak hanya memberikan rasa asin pada masakan. Garam juga berperan dalam memperkuat rasa hidangan serta meningkatkan rasa.

Pada hidangan manis, garam akan berperan untuk meningkatkan rasa lain, misalnya rasa manis pada jenis makanan tertentu. Bahan dapur yang satu ini juga seringkali menjadi bahan pengawet alami yang efektif dalam sejumlah bahan makanan. Sejarah panjang dari garam ini diketahui telah digunakan sejak zaman Rasulullah SAW, yang tercantum dalam sebuah hadits yang dikatakan oleh Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Jika kamu makan, mulailah dengan mencicipi garam dan akhirinya dengan makan garam. Karena jika dalam garam terdapat obat bagi 70 penyakit, yang pertama lepra, gila, dan kusta”. (HR. Ali bin Abi Thalib)

Garam adalah mineral alami yang terdiri dari dua unsur, yaitu natrium dan klorida. Menurut Harvard School of Public Health, garam mengandung sekitar 40 persen natrium dan 60 persen klorida. Natrium sangat penting untuk banyak fungsi tubuh yang penting, termasuk keseimbangan cairan, kesehatan saraf, penyerapan nutrisi, dan fungsi otot. Bahkan, beberapa varietas garam diperkaya dengan yodium, zat besi, asam folat, atau kombinasi dari semuanya. Misalnya, garam meja sering kali mengandung yodium tambahan.

Tubuh manusia memang harus mengonsumsi garam dalam jumlah yang wajar, karena jika tidak mengonsumsi garam, justru akan mengakibatkan timbulnya berbagai jenis penyakit. Meski demikian, mengonsumsi garam dalam jumlah besar juga akan mengakibatkan berbagai penyakit tertentu, seperti hipertensi, stroke, hingga jantung koroner. Untuk itu, selalu konsumsi garam dalam batas wajar dan tidak berlebihan.

Mengetahui bahwa lima rempah di atas telah menjadi bagian dari obat herbal sejak zaman Rasulullah, menunjukkan bahwa rempah-rempah memang memiliki kegunaan yang sangat luas, baik itu untuk tujuan kuliner maupun pengobatan. Oleh karena itu, jangan ragu untuk tetap menggunakan rempah sebagai obat herbal karena rempah-rempah memberikan manfaat secara alami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recipe Rating




Exit mobile version